Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prosedur Pengeboran Standar Pada Pengeboran Inti untuk Mesin Bor Jacro 175

Mesin Bor Jacro 175 pada Pengeboran Eksplorasi Nikel Laterit

GO-SINARBULAN.COM - Pengeboran inti (core drilling) pada kegiatan eksplorasi bahan galian adalah metode pengeboran yang menggunakan mata bor berbentuk silinder untuk mengambil inti batuan atau sampel yang berupa bahan tambang dari bawah permukaan tanah pada koordinat dan kedalaman tertentu . Sample yang dihasilkan dari proses pengeboran akan dianalisa untuk memastikan jumlah kandungan bahan tambang di daerah yang dibor. Kegiatan ini harus dilakukan dengan hati-hati sesuai standar yang ditetapkan agar memperoleh hasil sesuai harapan. Bila dalam proses pengambilan sample tidak memenuhi standar, maka analisa yang dihasilkan akan menjadi tidak representetif sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil analisa nantinya.

           Untuk mendapatkan kualitas sample yang benar, maka diperlukan prosedur pengeboran standar yang biasa diistilahlan sebagai "Standar Operasional Prosedur (SOP)". SOP ini tidak bersifat baku, tapi semua tergantung dari kebijakan perusahaan yang tentunya juga disesuaikan dengan tipe alat yang digunakan serta kondisi daerah yang akan dibor. Nah pada kesempatan ini akan memuat prosedur pengeboran standar pada pengeboran eksplorasi Nikel Laterit dengan menggunakan alat bor Jakro 175 dimana panjang inner tub 1,6 meter. Prosedur Pengeboran Standar ini diambil dari salah satu perusahaan yang bergerak pada Penambangan Nikel. Berikut prosedur standarnya:

  1. Maksimum Penetrasi (run) dibuat 1 (satu) meter untuk menghindari blok core, bila terjadi swelling karena panjang inner tube 1,6 meter. 
  2. Core barrel harus menggunakan triple tube wire line untuk meminimalkan kontaminasi sample yang dihasilkan. 
  3. Pada zona bedrock dibor sampai kedalaman 2 meter, pengecualian pada zona silica di daerah bedrock. 
  4. Pemisahan dilakukan berdasarkan zonasi dengan asumsi bahwa analisa yang nantinya diperoleh merupakan hasil dari conto per zonasinya. 
  5. Apabila pada tiga meter berturut-turut dimana setiap meternya Core Recovey < 90%  karena kelalaian atau ketidakcakapan driller, maka akan dilakukam pengeboran ulang (re-drill) dititik terdekat dari titik bor pertama  (sesuai arahan geologist) kecuali pada zona yang tidak mungkin untuk mendapatkan recovery >90%, misalnya zona silika dan lumpur atau menurut pertimbangan geologist tidak mempengaruhi kualitas data. Semuanya harus berdasarkan kebenaran (justification) dari geologist. 
  6. Apabila pada lubang kedua hasilnya mirip dan driller sudah menunjukkan usaha yang maksimal untuk mendapatkan recovery yang lebih baik dan menurut pertimbangan geologist bahwa core sample yang dihasilkan adalah benar maka geologist akan melakukan evaluasi. Dan apabila keputusannya adalah kesulitan formasi bukan dari skill driller dan kemampuan mesin maka hole tersebut akan dibayar sesuai core yang dihasilkan (prorate) dan hasil dari lubang pertama dianggap tidak ada. 
  7. Bila dalam suatu keadaan tertentu dalam rangka melakukan pembuktian kesulitan pengeboran maka geologist berhak untuk melakukan pengeboran oleh mesin atau driller yang lain dengan kontraktor yang sama ataupun berbeda pada titik tersebut yang dianggap gagal. 
  8. Kegagalan pengeboran karena terjepitnya pipa sehingga pengeboran tidak dapat dilanjutkan, maka akan dilakukam pengeboran ulang (re-drill) di titik terdekat dari titik bor pertama (sesuai arahan geologist) sehingga kedalaman pengeboran pada titik pertama tidak dihitung. 
  9. Core ditempatkan pada core box dari kiri ke kanan, dimulai dari sudut kiri atas pada core box. 
  10. Setiap meter diberikan label. 
  11. Pada saat pemindahan core box (yang berisi core hasil drilling) dari titik pengeboran menuju sampel house terjadi kontaminasi terhadap core (misalnya ; core box terjatuh dan isinya tertumpah) maka akan dilakukan pengeboran ulang (re-drill).
  12. Pengambilan foto core dilakukan setelah core dibelah, dan core box  ditempatkan dengan kemiringan ±15º yang sebelumnya telah diberi label nama prospek, no hole, no core box, range kedalaman pada box tersebut, tanggal, hari, inisial logger.
  13. Pengambilan foto dengan zoom/inzet dilakukan pada setiap core box yang mewakili serta mempunyai arti penting untuk menginformasikan gambaran secara jelas dari mineral, tekstur, struktur, terjadinya core loss, kontaminasi, swelling core.
  14. Proses pemotretan sebaiknya dilakukan di daerah yang mendapat sinar matahari cukup karena akan memberikan cahaya yang baik terhadap hasil pemotretan.  Setelah proses pengeboran selesai dilakukan, maka lubang bor harus diberi keterangan dengan menggunakan patok kayu (ukuran ; panjang 70 cm, lebar 10 cm dan tebal 10 cm) yang diberi tanda berupa cat warna merah pada bagian atas patok kayu tersebut dan ditambahkan dengan keterangan yang tertulis menggunakan spidol permanent pada patok kayu tersebut agar keterangannya dapat lebih tahan lama. Keterangan yang tertulis pada patok kayu tersebut antara lain : Hole-ID, Kedalaman stop pengeboran (EOH), Tanggal stop bor, Koordinat titik pengeboran dan Nama atau inisial logger. Patok kayu akan disiapkan oleh kontraktor pengeboran.
PERSIAPAN:

           Berikut persiapan yang dilakukan dalam pengeboran triple tube:
  • Untuk kru pengeboran diwajibkan menyiapkan P3K, menggunakan helm, sepatu boat, sarung tangan, safety glass, ear plug dan rambu safety pada saat kegiatan pengeboran. Pihak pengeboran wajib untuk melaksanakan safety meeting (dilaksanakan Divisi HSE lx dalam seminggu). 
  • Menggunakan pengeboran portable rig, dengan triple tube.  
  • Siapkan perlengkapan tambahan seperti alat tulis dan lain-lain. 
  • Cek lokasi pengeboran (pad), yakinkan terbebas dari batang-batang pohon yang berpotensi tumbang, tanah longsor, jatuhan batu dll. 
  • Untuk alasan keamanan driller berhak menolak melakukan kegiatan di suatu tempat bila tempat tersebut tidak bisa dibuat menjadi aman. 
  • Persiapan, atur lokasi disekitar rig sehingga pekerjaan mudah dan aman. 
  • Diperbolehkan melakukan pemotongan lereng pada rencana titik bor yang berada di lereng untuk leveling mesin rig. 
  • Penempatan lokasi bor harus sesuai dengan titik yang telah ditentukan. 
  • Pergeseran titik bor tidak lebih dari radius 1 (satu) meter wajib dikoordinasikan dan seijin logger. 
  • Periksa perlengkapan pengeboran meliputi perlengkapan standar, antara lain pipa bor, core barrel, meteran, kunci-kunci dan lain-lain.
PELAKSANAAN:

           Pelaksanaan pengeboran triple tube, sbb:
  • Hanya operator dan asisten operator yang berhak untuk mengoperasikan mesin bor. 
  • Pasang patok pada sisi-sisi landasan mesin bor agar mesin tidak bergerak atau bergoyang . 
  • Dirikan menara, poros bor harus dibuat tegak lurus (vertikal) terhadap horizontal, dan jangan lupa memasang slot pengunci menara.
  • Siapkan air yang diperlukan dalam kegiatan pengeboran. Buat saluran pembuangan untuk lumpur pengeboran dan air sisa pengeboran sehingga lingkungan rig tetap kering.  
  • Pengeboran dengan system full coring. Apabila panjang rod batang bor tidak sama, dianjurkan untuk membuat susunan rod dan diinformasikan kepada logger. 
  • Pada meteran awal diperkenankan menggunakan tabung penginti maksimum 1 (satu) meter, pengeboran selanjutnya dilakukan dengan sistem full coring dengan menggunakan triple tube. 
  • Pada material lunak (Overburden/Limonit), pengeboran dilakukan dengan cara tekanan lebih besar daripada putaran untuk menghindari core yang hilang karena putaran rotary. 
  • Pengeboran dilakukan dengan sistem run maksimal 1 m, kecuali pada kontak antara material lunak dan material keras seperti boulder.
  • Kontraktor wajib menyiapkan polymer pada setiap kegiatan pengeboran. 
  • Air yang sudah digunakan dalam proses pengeboran tidak boleh digunakan kembali atau harus dibuang. 
  • Sebelum pipa dibuka yakinkan bahwa sample sudah masuk ke dalam inner tube. 
  • Split wajib dikeluarkan dari inner tube untuk pengambilan core. 
  • Proses pengeluaran split harus menggunakan piston yang didorong dengan tekanan air dan split ditahan dengan menggunakan alat standar. 
  • Apabila panjang core yang keluar tidak sesuai dengan panjang run maka ada dua kemungkinan : core tidak terangkat atau hilang (loss), Driller harus mengusahakan untut mengangkat core yang tertinggal pada run berikutnya. Jika tidak terangkat maka core dianggap hilang (loss). Jika core lebih panjang dari panjang run maka core yang lebih dari actual run pada kondisi normal dijadikan swelling.  
  • Apabila core jatuh dari split yang dikeluarkan dari inner tube karena kesalahan anggota driller maka geologist berhak memutuskan untuk redrill atau pengeboran dilanjutkan. 
  • Split harus dalam keadaan bersih jika dimasukkan kembali kedalam inner tube. 
  • Masukkan kembali inner tube ke dalam core barrel dengan menggunakan wire line. 
  • Berikan label pada bagian bottom yang berisikan kedalaman atau kemajuan pengeboran. 
  • Core dalam kondisi tidak terkontaminasi saat pengeboran maupun proses pengeluaran conto. 
  • Penyusunan core disesuaikan dengan kedalaman pengeboran, apabila terjadi pengembangan core maka conto tetap disusun berdasar kedalaman dan diberi lebel berupa pita pada core yang lebih mengembang. 
  • Core yang jatuh pada lubang bor harus diinformasikan pada geologist dan proses pengambilan core dengan sistem pancing harus diketahui geologist. 
  • Apabila core yang berhasil diambil tidak sesuai dengan susunan core maka dianggap loss. 
  • Pengawasan pengeboran dilakukan oleh geologist atau asissten geologist. 
  • Pemberhentian pengeboran sepenuhnya menjadi tanggung jawab geologist/logger.
  • Setelah pengeboran yang dilakukan selanjutnya, yaitu:
    • Pihak pengeboran menyertakan laporan perpancingan langsung di lapangan dan akan ditandatangani oleh logger pada saat penghentian pengeboran, dan menyampaikan laporan kemajuan bor harian pada pihak geologist. 
    • Diwajibkan untuk menjaga kebersihan lokasi pengeboran dari sampah tak terurai (plastik, kertas dan lain-lain). 
    • Setelah pengeboran selesai, dilakukan pengecekan kedalaman dan panjang core yang terambil keseluruhan, apakah sesuai antara kedalaman dan panjang core dengan jurnlah pipa yang digunakan. 
  • Pengeboran dihentikan apabila: 
    • Cuaca hujan lebat
    • Lokasi tidak kondusif
    • Masuk jam istirahat dan jam pulang. 
  • Pengeboran dikatakan diulang apabila: 
    • Ada perbedaan antara panjang pipa dengan panjang core. 
    • Tidak mengikuti prosedur kerja yang telah disepakati bersama.
  • Apabila terjadi loss core harus diparaf pada laporan kemajuan pengeboran oleh driller dan logger. 
  • Periksa kembali laporan kemajuan di lapangan, apakah sesuai dengan lokasi, kedalaman, dan recovery, apabila sudah benar laporan diparaf oleh logger. Penandatanganan berita acara Pengeboran antara pihak pengeboran dan pihak geologist dilakukan jika pengeboran pada titik tersebut telah selesai, dan atau seperti yang dijelaskan sebelumnya di atas.
HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENTAL COMMUNITY:

           Untuk menjaga kesehatan, keselamatan dan lingkungan di sekitar Drill Site (Auger, Test Pit, Mesin), maka perlu diperhatikan hal-ha1 berikut ini: 
  • Pihak pengeboran wajib melaksanakan safely meeting.
  • Kru pengeboran diwajibkan menyediakan P3K, menggunakan helm, sepatubot, sarung tangan, safety glasses, earplug, rambu safety saat pengeboran. 
  • Cek lokasi pengeboran (pad) yakinkan terbebas dari batang-batang pohon yang berpotensi tumbang, tanah longsor, jatuhan batu dan lain-lain. 
  • Setiap lubang bor harus bersih dari segala macam kotoran seperti : kantong (segala macam kantong), sarung tapgan kotor, bungkus nasi, bekas botol minum, sisa-sisa spare part yang tidak digunqkan dari pengeboran. 
  • Tanah yang terkontaminasi oleh minyak, solar, bensin, grease dan lain-lain harus dimasukkan ke dalam lubang dan ditimbun. 
  • Meminimalkan penebangan pohon pada lokasi bor. 
  • Pada pelaksanaan test pit dan galian lubang apapun, setelah pekerjaan selesai dilakukan, maka lubang test pit harus diberi pagar pelindung dengan cara menanam tumbuhan yang mudah tumbuh di sekelilingnya.
Demikian informasi terkait Prosedur Pengeboran Standar Pada Pengeboran Inti Ful Coring untuk Mesin Bor Jacro 175

Semoga Bermanfaat 🙏

By Sinbul ❤️


Post a Comment for "Prosedur Pengeboran Standar Pada Pengeboran Inti untuk Mesin Bor Jacro 175"